Telaga Senggreng merupakan sebuah telaga buatan peninggalan masyarakat tradisional desa Senggreng pada masa Kolonial Belanda masih berkuasa. Telaga buatan yang asri dan belum tersentuh arus modernisasi pariwisata ini, dulunya dikerjakan dengan bergotong - royong oleh masyarakat secara tradisional. Semangat dan kemauan masyarakat Desa Senggreng di masa itu patut diacungi jempol. Betapa tidak, dalam kondisi politik masih dalam kungkungan penjajahan dan rakyat yang sangat miskin, namun berkat semangat dan kemauan yang besar pada akhirnya mereka mampu membangun tanggul air yang dapat mengairi sawah sampai seluas + 52 Ha.
Tidak ada yang
tahu dengan pasti tahun berapa tanggul ini dibangun. Namun menurut perkiraan
penulis, dengan mendengarkan cerita dari sesepuh yang masih ada, dipekirakan tanggul
ini dibuat pada sekitar tahun 1920-an.
Apabila dilihat
lebih lanjut tampak semangat dari nenek moyang Desa Senggreng ini menurun ke
anak cucunya, terbukti di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sunaryo Darlan, masyarakat Desa Senggreng bangkit
membangun desa hingga
mencapai puncak Juara Nasional
tahun 1999. Dengan sisa masa jabatan yang tinggal seumur Jagung, seakan mesin
diesel yang semakin lama semakin bertenaga,
semangat beliau untuk membangun desa demi kesejahteraan rakyatnya seakan tidak
pernah kendor. Ia berupaya membangkitkan semangat rakyatnya untuk mengembangkan
telaga peninggalan nenek moyang warga Sengreng menjadi kawasan wisata yang
dapat memberikan nilai lebih untuk kontribusi masyarakat Desa Senggreng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar